Security System Layanan Internet Banking di Bank Mandiri

18 Juni, 2012 at 12:00 am

Oleh Maynina Norshela Hastuti dan Rialda Annisya
Mahasiswa Institut Manajemen Telkom, Bandung

 

 

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini teknologi informasi sudah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, bahkan sebagai tuntutan yang mendesak bagi setiap orang untuk menyelesaikan semua permasalahan dengan cepat serta meringankan semua pekerjaannya. Seiring dengan situasi seperti ini, perkembangan teknologi informasi terutama peranan komputer mendapatkan perhatian yang sangat serius. Teknologi informasi ini memberi dampak luar biasa dalam dunia perbankan saat ini.

Akhir-akhir ini banyak sekali perubahan pada teknologi informasi, demikian juga di bidang telekomunikasi, kebanyakan disebabkan karena adanya desakan dan dasyatnya kompetisi di dunia perbankan saat ini. Perkembangan teknologi ini semakin hari semakin pesat, akan tetapi apakah kita siap atau tidak dalam mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

Perkembangan teknologi informasi menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru dimana transkasi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan transaksi perbankan. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam aspek kehidupan kita.

Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media , melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu internet banking atau yang lebih dikenal E-Banking, yang merupakan bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media E-Banking pada dasarnya merupakan susatu kontrak trasaksi antara pihak bank dan nasabah yang memberikan manfaat berganda dengan menggunakan media internet. Transaksi perbankan dapat dilakukan kapan dan dimana saja tanpa dibatasi tempat dan waktu. Semakin relevannya teknologi internet di dunia bisnis, maka Perbankan Nasional dapat mengadopsi dan mengeksploitasi keunggulan internet dalam menjawab tantangan yang ada saat ini.

Melihat hal tersebut, maka PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencoba menjaring nasabah dan mempertahankan nasabah yang ada dengan meluncurkan suatu fasilitas Internet Banking. Penggunaan Internet Banking ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan layanan yang baik bagi nasabah, dengan dukungan SDM Perbankan yang profesional serta kemampuan menguasai dan melayani nasabah dengan produk-produk inovatif tersebut.

Strategi untk menghadapi persaingan dalam dunia perbankan pada umumnya serta sebagai peningkatan mutu layanan kepada nasabah pada khususnya, maka dengan ini penulis akan membahas security layanan internet banking Mandiri sebagai salah satu pemenuhan tanggung jawab Mandiri dalam memberikan layanan yang unggul yang di terapkan oleh Mandiri, dan kami menetapkan ”Security System Layanan Internet Banking PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk” sebagai tema dan sekaligus menjadi judul dalam penyusunan paper ini.

Internet Banking kini bukan lagi istilah yang asing bagi masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan semakin banyaknya perbankan nasional yang menyelenggarakan layanan tersebut. Di masa mendatang, layanan ini tampaknya sudah bukan lagi sebuah layanan yang akan memberikan competitive advantage bagi bank yang menyelenggarakannya. Keadaannya akan sama seperti pemberian fasilitas ATM. Semua bank akan menyediakan fasilitas tersebut.

Penyelenggaraan Internet Banking yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi, dalam kenyataannya pada satu sisi membuat jalannya transaksi perbankan semakin mudah, akan tetapi di sisi yang lain membuatnya juga semakin berisiko. Dengan kenyataan seperti ini, faktor keamanan harus menjadi faktor yang paling perlu diperhatikan. Bahkan mungkin faktor keamanan ini dapat menjadi salah satu fitur unggulan yang dapat ditonjolkan oleh pihak bank. Diskusi ini mencoba mengidentifikasi berbagai permasalahan tersebut dan alternatif pemecahannya.

1.2. Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang masalah dan berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh Bank Mandiri yaitu :

1. Ancaman keamanan atau resiko apa saja yang berkaitan dengan aktivitas Internet Banking Mandiri?

2. Bagimana sistem keamanan Internet Banking Mandiri?

3. Penanggulangan ancaman apa yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko sistem keamanan Internet Banking Mandiri?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ancaman keamanan atau resiko yang berkaitan dengan aktivitas Internet Banking Mandiri.

2. Untuk mengetahui sistem keamanan Internet Banking Mandiri.

3. Untuk mengetahui penanggulangan ancaman yang digunakan untuk mengurangi resiko sistem keamanan Internet Banking Mandiri.

2.1. Teori Pendukung

Dalam pembahasan mengenai Security System Layanan Internet Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini digunakan beberapa teori penunjang:

2.1.1 Pengertian Internet Banking

Persaingan dalam perbankan harus dapat diimbangi dengan peninfgkatan pelayanan bank kepada para nasabah, sehingga nasabah tersebut tidak tertarik untuk menggunakan jasa bank lain. Salah satu jenis pelayanan yang dapat bank berikan adalah internet banking, walupun saat ini internet banking bukanlah menjadi satu-satunya keunggulan bersaing sebab semua perbankan telah menggunakan layanan internet banking.

Menurut David Whiteley (Harahap, Khairil Aswan : 43), Internet Banking disefinisikan sebagai salah satu jasa pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya dengan maksud agar nasabah dapat mengecek saldo rekeningnya dan membayar tagihan selama 24 jam tanpa perlu datang ke kentor cabang.

Internet Banking merupakan salah satu produk perbankan elektronik yang ditawarkan untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan non-tunai melalui komputer dan jaringan internet. Pada prinsipnya layanan internet banking hamper serupa dengan layanan ATM.

2.1.2 Sistem Keamanan Internet Banking

Kesempatan Indonesia untuk mengembangkan internet banking sangat terbuka luas. Hal itu dimungkinkan karena pertumbuhan penggunaan internet di kawasan Asia sangat tinggi dan nasabah perbankan memerlukan layanan yang lebih lagi.

Salah satu isu yang menjadi permasalahan dalam penggunaan internet banking adalah sistem kemanan bertransaksi perbankan dengan menggunakan internet. Masalah yang sering muncul adalah adanya pencurian nomor kredit dan MITM Attack. MITM attack adalah serangan dimana attacker berada di tengah bebas mendengarkan dan mengubah percakapan antara dua pihak. Sedangkan pencurian dalam nomor kredit, nomor curian kemudian dimanfaatkan oleh orang yang sesungguhnya tidak berhak. Nasabah harus diyakinkan oleh pihak bank bahwa transaksi perbankan berjalan aman karena bank bersangkutan memiliki perangkat keamanan untuk mencegah para hacker mengganggu transaksi mereka.

Menurut Gary Lewis dan Kenneth Thygerson (Harahap, Khairil Aswan : 52), ada dua jenis sistem keamanan yang dipakai dalam internet banking, antara lain:

1. Sistem Cryptography

Sistem ini menggunakan angka-angka yang dikenal dengan kunci (key). Sistem ini disebut juga dengan sistem sandi. Ada dua tipe cryptography, yaitu simetris dan asimetris. Pada sistem simestris menggunakan kode kunci yang sama bagi penerima dan pengirim pesan. Kelemahan dari cryptography simestris adalah kunci ini harus dikirim pada pihak penerima dan hal ini memungkingkan seseorang untuk mengganggu di tengah jalan. Sistem cryptography asimetris juga mempunyai kelemahan yaitu jumlah kecepatan pengiriman data menjadi berkurang karena adanya tambahan kode. Sistem ini biasanya digunakan untuk mengenali nasabah dan melindungi informasi finansial nasabah.

2. Sistem Firewall

Firewall merupakan sistem yang digunakan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak diijinkan untuk memasuki daerah yang dilindungi dalam unit pusat kerja perusahaan. Firewall berusaha untuk mencegah pihak-pihak yang mencoba masuk tanpa ijin dengan cara melipatgandakan dan mempersulit hambatan-hambatan yang ada. Namun, yang perlu diingatkan adalah bahwa sitem firewall ini tidak dapat mencegah masuknya virus atau gangguan yang berasala dari dalam perusahaan itu sendiri.

Aspek keamanan komputer mempunyai beberapa lingkup yang penting, yaitu:

a. Privacy & Confidentiality

Hal yang paling penting dalam aspek ini adalah usaha untuk menjaga data dan informasi dari pihak yang tidak diperbolehkan mengkasesnya. Privacy lebih mengarah kepada data-data yang sifatnya privat. Sebagai contoh, email pengguna yang tidak boleh dibaca admin. Sedangkan confidentiality berhubungan dengan data yang diberikan kepada suatu pihak untuk hal tertentu dan hanya diperbolehkan untuk hal itu saja. Contohnya, daftar pelanggan sebuah ISP.

b. Integrity

Aspek ini mengutamakan data atau informasi tidak boleh diakses tanpa seizin pemiliknya. Sebagai contoh, sebuah email yang dikirim pengirim seharusnya tidak dapat dibaca orang lain sebelum sampai ke tujuannya.

c. Authentication

Hal ini menekankan mengenai keaslian suatu data / informasi, termasuk juga pihak yang memberi data atau mengaksesnya tersebut merupakan pihak yang dimaksud. Contohnya seperti penggunaan PIN atau password.

d. Availability

Aspek yang berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan. Sebuah sistem inofrmasi yang diserang dapat menghambat ketersediaan informasi yang diberikan.

e. Access Control

Aspek ini berhubungan dengan cara pengaksesan informasi. Hal ini biasanya berhubungan dengan klasifikasi data (public, private confidential, top secret) & user (guest, admin, top manager, dsb.), mekanisme authentication dan juga privacy. Seringkali dilakukan dengan menggunakan kombinasi user ID atau password dengan metode lain seperti kartu atau biometrics.

f. Non-Repudiation

Hal ini menekankan agar sebuah pihak tidak dapat menyangkal telah melakukan transaksi atau pengaksesan data tertentu. Aspek ini sangat penting dalam hal e-commerce. Sebagai contoh, seseorang yang mengirim email pemesanan barang tidak dapat disangkal telah mengirim email tersebut.

2.1.3 Pengaturan Internet Banking di Indonesia

UU ITE kini mampu mengatuir sistem internet banking sebagai salah satu layanan perbankan yang merupakan wujud perbankan teknologi informasi. Kendala seperti aspek teknologi dan aspek hukum kini bukan lagi menjadi faktor penghambat sistem internet banking di Indonesia.

Dalam surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/164/KEP/DIR dan surat edaran Bank Indonesia No. 27/9/UPPB tanggal 31 Maret 1995 mengenai pengguanan sistem informasi oleh bank dapat dilihat bahwa pelaksanaan tenologi sistem informasi diserahkan kepada masing-masing bank. Bank Indonesia hanya memberikan pedoman sehingga di dalam pelaksanaannya tidak merugikan nasabah dan bank itu sendiri. Pada bagian III pasal 1 surat edaran Bank Indonesia No. 27/9/UPPB tanggal 31 Maret 1995, disebutkan bahwa tujuan pengamanan teknologi sistem informasi adalah untuk mengurangi resiko penyelenggaraan teknologi sistem informasi yang dapat merugikan yang dapat merugikan kepentingan bank dan masyarakat.

2.1.4 Ancaman pada Internet Banking

Pada dasarnya layanan Internet Banking menggunakan Internet sebagai media komunikasi, maka keamanan dari layanan Internet Banking bergantung kepada keamananan dari Internet. Internet pada mulanya dikembangan di lingkungan akademis (pendidikan dan penelitan).

Teknologi Internet yang digunakan saat ini bergantung kepada sebuah teknologi yang disebut IP (Internet Protocol) versi 4. IPv4 ini memiliki beberapa kelemahan ditinjau dari segi keamanan yang sudah diperbaiki di versi 6 (IP v6). Namun sayangnya IPv6 belum lazim dipergunakan.

Gambar 2.1

Titik rawan dalam hubungan internet

Dapat dilihat pada gambar 2.1, pengguna terhubung dengan jaringan internet melalui layanan Internet Service Provider (ISP). Biasanya, koneksi menggunakan modem, DSL, kabel modem, wireless, maupun dengan leased line. Lalu ISP akan menghubungakan pengguna ke internet melalui penyedia jaringan (network provider). Hal ini juga berlaku pada layanan Internet Banking. Server akan terhubung ke internet melalui ISP atau penyedia jaringan lainnya.

Dari gambar 2.1, dapat ditunjukkan pula potensi celah keamanan yang yang dapat terjadi. Dari sisi pengguna, komputer miliknya dapat disisipkan virus atau Trojan sehingga data – data di dalamnya dapat diubah atau diambil. Dari sisi ISP, apabila sistem keamanannya rentan, maka seorang cracker dapat menbobolnya dan dapat mengambil data pelanggan ISPnya. Dari sisi penyedia layanan Internet Banking-pun juga terdapat potensi celah keamanan. Salah satu yang terjadi kasus di Amerika seorang cracker menjebol institusi keuangan dan mengambil data nasabah dari berbagai bank. Begitu pula dari sisi jalur ISP dan pengguna, biasanya hal ini terjadi di tempat umum, seperti warnet. Pengguna warnet dapat disadap informasinya dari pemilik warnet yang tidak bertanggung jawab.

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

3.1. Analisis dan Pembahasan

3.1.1 Ancaman Internet Banking Mandiri

Secara umum, hal yang paling sering diserang para penyusup untuk masuk ke dalam sebuah situs yang terproteksi adalah dengan mendapatkan akses masuknya, atau sisi Autentikasi. Karena hanya dengan mengetahu user ID dan password kita dapat melakukan apapun yang kita inginkan. Dalam pengujian keamanan layanan ini, penulis akan mencoba melakukannya dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan perangkat lunak keylogger dan proses sniffing.

a. Active dan Passive Snifing

Snifing merupakan sebuah aksi penyadapan paket data yang dikirimkan sebuah komputer ke server tertentu. Terdapat dua jenis aksi sniffing, yaitu passive dan active. Perbedaannya hanyalah jika active melakukan aksi perubahan paket data dalam melakukan sniffing, sedangkan passive tidak.

Perlu diperhatikan bahwa metode sniffing jenis ini dapat dikategorikan sebagai cyberlaw, jika penggunaannya tidak pada tempatnya.

b. Keylogger

Keylogger merupakan sebuah produk yang dapat mengetahui aktivitas apa saja yang terjadi pada komputer yang isisipinya. Pembuat produk ini berargumen bahwa keylogger sangat berguna untuk memantau perkembangan kerja karyawan perusahaan, mengetahui apa yang dilakukan anak ketika brosing di Internet dan sebagainya.

Jenis keylogger ada 2 yaitu, perangkat lunak & hardware. Keduanya mempunyai tujuan yang sama dengan karakteristik yang berbeda. Jenis hardware biasanya dipasang secara fisik pada komputer, merekam segala aktivitas yang diketikkan keyboard. Sedangkan jenis perangkat lunak, diinstal di sistem operasi kompueter dan dijalankan, biasanya secara tersembunyi.

c. Typo site

Pelaku membuat nama situs palsu yang sama persis dengan situs asli dan membuat alamat yang mirip dengan situs asli. Pelaku menunggu kesempatan jika ada seseorang korban salah mengetikan alamat dan sirus palsu buatannya. Jika hal ini terjadi maka pelaku akan mudah memperoleh informasi user dan password korbannya dan dapat dimanfaatkan untuk merugikan korban.

d. Brute force attacking

Brute force attack atau dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan serangan brute force ini adalah sebuah teknik serangan terhadap sebuah sistem keamanan komputer yang menggunakan percobaan terhadap semua kunci password yang memungkinkan atau istilah gampangnya mungkin menggunakan Random password atau password acak. Pendekatan ini pada awalnya merujuk pada sebuah program komputer yang mengandalkan kekuatan pemrosesan komputer dibandingkan kecerdasan manusia.

e. Web deface

Sistem exploitation dengan tujuan menggantikan tampilan halaman muka semua situs. Cara kerja web deface adalah dengan melakukan perubahan pada halaman web depan pada situs-situs tertentu, dilakukan oleh para hacker atau cracker untuk mengganggu informasi yang dimunculkan pada halaman situs yang dimaksud. Contohnya adalah dengan menambahkan gambar, tulisan ke suatu web milik orang lain tanpa sepengetahuan adminnya.

f. Phissing

Suatu bentuk penipuan yang dicirikan dengan percobaan untuk mendapatkan informasi peka seperti kata sandi dan username dengan menyamar sebagai orang atau bisnis yang terpercaya dalam sebuah komunikasi resmi, seperti email.

g. Denial of service

Denial of service (DoS) attack merupakan sebuah usaha (dalam bentuk serangan) untuk melumpuhkan sistem yang dijadikan target sehingga sistem tersebut tidak dapat menyediakan servis-servisnya (denial of servis). Cara untuk melumpuhkan dapat bermacam-macam dan akibatnyapun dapat beragam. Sistem yang diserang dapat menjadi hang atau crash, tidak berfungsi, atau menurunnya kinerja sistem karena beban CPU menjadi tingi.

h. Virus, worm, Trojan

Menyebarkan virus, worm, maupun Trojan dengan tujuan untuk melumpuhkan sistem komputer, memperoleh data-data dari sistem korban.

3.1.2 Keamanan Internet Banking Mandiri

Aplikasi Internet Banking Mandiri dijamin kerahasiaan dan keamanannya, dalam hal ini Bank Mandiri menggunakan teknologi enkripsi Secure Socket Layer (SSL) 128 bit, yang akan melindungi komunikasi antara komputer nasabah dengan server Bank Mandiri. Untuk menambah keamanan digunakan metode time out session, dimana setelah 10 menit tanpa aktivitas Nasabah, maka akses akan tidak aktif lagi.

Selain itu Bank Mandiri akan menjaga kerahasian data pengguna Internet Banking Mandiri, dan hanya orang tertentu yang berhak untuk mengakses informasi tersebut untuk digunakan sebagaimana mestinya (dalam hal ini Bank Mandiri akan selalu mengingatkan karyawan akan pentingnya menjaga kerahasian data Nasabah). Bank Mandiri tidak akan memperlihatkan / menjual data tersebut kepada pihak ke tiga.

Bank Mandiri juga tidak secara otomatis mengumpulkan informasi data pengunjung Internet Banking Mandiri, hanya beberapa informasi umum yang akan dikumpulkan dan digunakan antara lain :

a. Nama domain yang akan digunakan Nasabah untuk mengakses internet

b. Internet address yang digunakan untuk mengakses web site Bank Mandiri

c. Browser yang digunakan

d. Hari, tanggal & waktu mengakses internet

e. Pilihan yang ditentukan oleh Nasabah untuk memberikan informasi kepada Bank, antara lain jenis rekening.

Untuk dapat mengakses Internet Banking Mandiri Nasabah harus memasukkan terlebih dahulu User ID dan PIN, dan untuk keamanan Nasabah diharuskan memasukkan kembali PIN untuk setiap transaksi yang bersifat finansial.

Mengingat banyaknya variasi internet browser yang ada, dan internet banking harus mengikuti keamanan masing-masing browser, maka saat ini Bank Mandiri menyediakan sarana internet banking yang lebih cocok diakses dengan menggunakan Netscape Communicator 4.7 atau Microsoft Internet Explorer versi 5 .01 atau versi terakhir.

Internet Banking menggunakan beberapa metode keamanan terkini seperti:

a. Penggunaan protokol Hyper Text Transfer Protokol Secure (HTTPS), yang membuat pengiriman data dari server ke ISP dan klien berupa data acak yang terenkripsi.

b. Penggunaan teknologi enkripsi Secure Socket Layer (SSL) 128 bit, dari Verisign. Dengan SSL inilah, transfer data yang terjadi harus melalui enkripsi SSL pada komunikasi tingkat socket.

c. Penggunaan user ID dan PIN untuk login ke layanan Internet Banking ini.

d. Penggunaan metode time out session, yang menyebabkan bila setelah 10 menit nasabah tidak melakukan aktivitas apapun, akses tidak berlaku lagi.

e. Penggunaan PIN Mandiri untuk setiap aktivitas perbankan. PIN ini di-generate dari Token PIN Mandiri.

3.1.3 Penanggulangan Ancaman pada Sistem Internet Banking Mandiri

Ada usaha pengamanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keamanan dan pada saat yang sama meningkatkan kepercayaan (trust) dari nasabah. Secara teknis sistem dapat diproteksi dengan menggunakan firewall, Intrusion Detection System (IDS), dan produk cryptography (untuk encryption dan decryption seperti penggunaan SSL). Selain hal teknis yang tidak kalah pentingnya adalah usaha untuk meningkatkan awareness (baik dari pihak management, operator, penyelenggara jasa, sampai ke nasabah), membuat policy (procedure) yang baik dan mengevaluasi sistem secara berkala.

Penanggulangan potensi penyerangan keamanan sitem internet banking, diantaranya;

a. IP spoofing diantisipasi dengan penyaringan oleh router.

b. User name spoofing, sistem otentikasi mencegah seseorang dari

berpura-pura menjadi user lain dengan memerlukan sandi untuk mengakses bank, transmisi semua password terenkripsi, dan menggunakan encrypted one-time “cookies” untuk mempertahankan state yang telah disahkan

c. Upaya untuk Crack Database Otentikasi (Attempts to Crack Authentication Database), Informasi account pelanggan yang disimpan pada database server yang terlindungi di belakang firewall dan database tidak dapat di download dari Internet.

d. Serangan berbasis web server (Web Server Based Attacks), Serangan terhadap Netscape Commerce Server adalah digagalkan karena lingkungan chroot-ed dan karena proses “outside” yang tidak bisa melihat apa-apa pada proses “inside”. Firewall hanya mengizinkan mail untuk melewati dan menggunakan SMTP filter. Setiap mesin minimal dikonfigurasi untuk hanya melakukan tugasnya, dan tidak lebih. Pengamanan di atas pada prinsipnya merupakan usaha untuk memenuhi aspek keamanan seperti authentication, confidentiality / privacy, non-repudiation, dan availability. Adanya pengamanan ini tidak membuat sistem menjadi 100% aman akan tetapi dapat membuat sistem dipercaya (trusted). Potensi lubang keamanan dapat dianggap sebagai resiko. Maka masalah ini dapat diubah menjadi masalah risk management.

Pada intinya, aspek keamanan komputer mempunyai beberapa lingkup yang penting, yaitu:

a. Privacy & Confidentiality

Hal yang paling penting dalam aspek ini adalah usaha untuk menjaga data dan informasi dari pihak yang tidak diperbolehkan mengaksesnya. Privacy lebih mengarah kepada data-data yang sifatnya privat. Sebagai contoh email pengguna yang tidak boleh dibaca admin. Sedangkan confidentialy berhubungan dengan data yang diberikan kepada suatu pihak untuk hal tertentudan hanya diperbolehkan untuk hal itu saja. Contohnya adalah daftar pelanggan sebuah ISP.

b. Integrity

Aspek ini mengutamakan data atau informasi tidak boleh diakses tanpa seizing pemiliknya. Sebagai contoh, sebuah email yang dikirim pengirim seharusnya tidak dapat dibaca orang lain sebelum sampai ke tujuannya.

c. Authentication

Hal ini menekankan mengenai keaslian suatu data atau informasi, termasuk juga pihak yang memberi data atau mengaksesnya tersebut merupakan pihak yang dimaksud. Contohnya seperti penggunaan PIN atau password.

d. Availability

Aspek yang berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan. Sebuah sistem informasi yang diserang dapat menghambat ketersediaan informasi yang diberikan.

e. Access Control

Aspek ini berhubungan dengan cara pengaksesan informasi. Hal ini biasanya berhubungan dengan klasifikasi data (public, privat confidential, top secret) dan user (guest, admin, top manager, dan sebagainya), mekanisme authentication dan juga privacy. Seringkali dilakukan dengan menggunakan kombinasi user ID atau password dengan metode lain seperti kartu atau biometrics.

f. Non-Repudiation

Hal ini menekankan agar sebuah pihak tidak dapat menyangkal telah melakukan transaksi atau pengaksesan data tertentu. Tiga aspek ini sangat penting dalam hal e-commerce. Sebagai contoh, seseorang yang mengirim email pemesanan barang tidak dapat disangkal telah mengirim email tersebut.

Sebagai contoh, seseorang yang mengirim email pemesanan barang tidak dapat disangkal telah mengirim email tersebut.

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian serta analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Ancaman yang terjadi pada Internet Banking Mandiri antara lain Active Snifing, Passive Snifing, Keylogger, Typo Site, Brute Force Attacking, Web Deface, Phissing, Denial of Service, dan Virus Worm Trojan.

b. Keamanan yang digunakan pada sistem Internet Banking Mandiri antara lain dengan penggunaan protokol Hyper Text Transfer Protokol Secure (HTTPS), penggunaan teknologi enkripsi Secure Socket Layer (SSL) 128 bit, Penggunaan user ID dan PIN untuk login ke layanan Internet Banking, penggunaan metode time out session selama 10 menit, dan penggunaan PIN Mandiri yang di generate dari Token PIN Mandiri untuk setiap aktivitas perbankan.

c. Penanggulangan ancaman pada sistem Internet Banking Mandiri secara teknis diproteksi dengan menggunakan firewall, Intrusion Detection System (IDS), dan produk cryptography (untuk encryption dan decryption seperti penggunaan SSL). Selain itu dengan usaha untuk meningkatkan awareness (baik dari pihak management, operator, penyelenggara jasa, sampai ke nasabah), membuat policy (procedure) yang baik dan mengevaluasi sistem secara berkala.

4.2. Saran

Beberapa saran dari penulis untuk meminimalisir celah ancaman antara lain:

a. Untuk mencegah hardware keylogger, pengguna atau penyedia layanan Internet Banking dapat memaksimalkan fitur virtual keyboard. Karena dengan fitur ini, keylogger tidak dapat merekam hasil ketikan karena tidak melalui port atau kabel keyboard.

b. Untuk mencegah perangkat lunak keylogger, dapat menggunakan perangkat lunak antivirus dan firewall yang selalu terupdate. Karena jika tidak ter-update, akan percuma. Karena beberapa keylogger dapat mematikan anti virus.

c. Untuk mencegah terjadinya poisoning ARP, maka solusi yang dapat dilakukan dengan mengimplementasi security pada switch, tetapi hanya switch manageable yang dapat melakukannya bukan switch jenis biasa. Cara lainnya dengan mencegah ARP cache pada computer berubah, dengan cara mengubahnya menjadi ARP cache static seperti menggunakan perintah arp-s pada command prompt.

d. Hindari untuk mengakses Internet Banking dari tempat–tempat umum, seperti warnet, dll. Karena aspek keamanan yang biasanya minimalis.

e. Untuk meminimalisir terjadinya proses sniffing, gunakan protokol yang mengenkripsi data pada transfer datanya seperti HTTPS, IPSec, SMB Signing, dll.

Daftar Pustaka

• Harahap, Aswan Khairil. Perlindungan Hukum Nasabah Bank dalam Cyber Crime terhadap Internet Banking Dikaitkan dengan UU No.11 Tahun 2008 tentang Transaksi Informasi dan Transaksi Elektronik. Universitas Sumatera Utara. 2009.

• Haryanto. Media Internet Banking. http://www.dudung.net

• Mukhlish, Fata. Analisis Keamanan Internet Banking Bank Mandiri. Institut Teknologi Bandung.

• Thygerson, Kenneth. Financial Institution Internet Source Book. Mc Graw Hill, 1997 hal 100-101

http://www.bankmandiri.co.id

http://www.ebizzasia.com/

Data penulis:

Maynina Norshela Hastuti, kontak person 087877974344, email: mayninanorshela@yahoo.com. Rialda Annisya, email:rialdaannisya@gmail.com

Entry filed under: Artikel Pengamat Pendidikan. Tags: , , .

Kreasi Wayang lewat Internet Kearifan Terima Hasil UN


ISSN 2085-059X

Klik tertinggi

  • Tidak ada

  • 1.230.700

Komentar Terbaru

Roos Asih pada Surat Pembaca
rumanti pada Surat Pembaca
ira pada Surat Pembaca
Alfian HSB pada Surat Pembaca
Tamtomo Utamapati pada Surat Pembaca
Ida pada Surat Pembaca
Waluyo pada Surat Pembaca